Minggu, 05 Januari 2014

Terowongan Sasaksaat 1902 - 1903



Terowongan Kereta Api Sasaksaat didaerah perbukitan Cidepong, Kampung Sasaksaat, Kecamatan Cipatat di Bandung Barat.
Dibangun pada tahun 1902 - 1903 oleh Staatsspoorwagen, dengan panjang 950 meter. Masih berdiri kokoh terawat dengan baik hingga saat ini berusia 110 tahun, dibangun oleh ribuan pekerja karena pembangunannya tidak menggunakan peralatan canggih dan bom peledak bebatuan, melainkan digali dengan pacul dan linggis secara manual, mengingat didaerah tersebut apabila menggunakan peledak akan memicu longsoran, sehingga para pekerja Rodi ( kerja paksa ) dikerahkan untuk menggalinya. Banyak korban dipihak pekaerja saat itu, karena berusia tua, sakit dan kelelahan tanpa istirahat yang cukup dan asupan gizi yang seimbang, para korban pekerja disemayamkan disekitar terowongan saat itu.
Pembuatan terowongan terbilang cukup cepat kala itu, hanya satu tahun dan dikerjakan siang malam, nonstop.






Perjalanan bermula pada minggu siang 5 january 2013, kami berdua berniat melakukan one day trip dengan motor tua kami, sekalian menjajal motor yang baru didapat. Bsa M20 Sidevalve 500cc yang sering digunakan oleh militer saat itu pada tahun 1940an, rute bandung - Plered yang menyajikan turunan dan tanjankan dirasa cukup. 





Berhenti sejenak di Rubber Fabriek didaerah Panglejar yang sudah tidak beroperasi lagi sejak lama.



Mampir di Perkebunan Teh Panglejar yang dibangun pada tahun 1925 


Jalan didaerah cikalong yang relatif sepi setelah adanya jalan Tol Cipularang





Beristirahat makan sate Maranggi langganan di Stasiun Plered, Hatur nuhun Abah ii


Jalan menuju ke terowongan sasaksaat melewati jalan kecil yang cukup menanjak, keluar dari jalan utama tepat setelah jembatan kereta api cikubang, motor saya sempat tehenti ditengah - tengah tanjakan karena salah dalam mengambil ancang - ancang, akhirnya mendorong dengan terengah -engah sampai ke puncak, lain halnya dengan jerry yang mengendarai motor Bsa M20 Sidevalve yang terkenal jago akan tanjakan, dengan entengnya melibas tanjakan tersebut.
Tepat jam 5 sore kami sampai dimulut terowongan, bertemu dengan Kang Aang yang menjaga saat itu, setelah berbasa - basi kami meminta ijin untuk berfoto disekitar lokasi terowongan.



Foto dokumentasi saat peresmian pembukaan terowongan, terlihat mandor dan anemer ( pemborong ) pada saat itu juga para pejabat terkait.
Sumber Foto: Wpeelen @www.Flickr.com




Bertemu Kang Aang penjaga gardu terowongan Sasaksaat yang tugas berjaga malam itu, Kang Aang berjaga hari itu semalam suntuk, dari jam enam sore sampai pagi, salut buat kang aang yang mempunyai keberanian lebih menjaga terowongan yang terkenal akan cerita mistisnya.



Tepat pukul 7 malam kami beranjak pulang, ditengah kegelapan malam, melintasi pinggir rel menuju stasiun sasaksaat untuk kembali ke jalan utama cikalong - padalarang.
Ternyata motor - motor tua kami masih mampu melewati jalanan panjang penuh tanjakan dan turunan curam walau telah berusia puluhan tahun, dengan perawatan seksama bagai merawat perhiasan perak yang memerlukan perhatian, bukan bagai perhiasan emas. perhiasan perak dalam rentang waktu beberapa lama akan teroksidasi sehingga kita akan membersihkannya kembali sambil akan teringat, kapan saat kita membelinya dan kenangan apa yang didapat saat itu, suasana saat itu.
Begitu pula terowongan ini, aset sejarah bangsa ini, sehingga bila kita merawatnya, akan teringat kembali sejarah masa lalunya, terkuak lebih dalam, suasananya, teknologi dan lain - lain. 
Salam,,,,,,,,
Hank














2 komentar:

  1. Wa'as pisan akang..... saya sekitar tahun 1972, waktu itu sekolah kelas 2 SMP, pernah memasuki terowongan tersebut, kalo tidak salah jalan kaki dari maswati ke sasak saat, masuk terowongan sekitar jam 4 sore..... didalamnya gelap sekali, banyak lalai, korek api juga tidak bisa hidup, satu-satunya alat yg bisamemberi petunjuk jalan bagi saya dan kawan2 adalah batang pohon singkong, digunakan untuk meraba ke bagian dinding apakah ada cekungan untuk berlindung jikalau kereta api lewat.
    kami berdiskusi lama sebelum memasuki terowongan, jarena takut ada kereta apai lewat, akhirnya setelah signal mengangkat menandakan akan ada kereta api lewat, kami siap-siap, dan setelah kereta api lewat kami langsung masuk kedalam terowongan. Dasar masih anak2 tidak memikirkan dampak dari asap kenalpot kereta api. begitu masuk ternyata disamping gelap juga eungap ku haseup kenalpot kereta api.
    Sungguh pengalaman yang menakjubkan, yang mungkin orang gak berani melakukannya diwaktu anak anak seperti saya. pada saat itu saya berangkat dari banduing ke cikalong wetan, lalu turun dan berjalan kaki menelusuri kebon karet dan kebon teh sampai akhirnya sampai ke stasiun Maswati, dari situlah menelusuri jalan kereta api sampai masuk ke terowongan sasak saat atau dikenal juga terowongan lampegan

    BalasHapus
  2. Halo Pa. Iwan,
    Wah tahun 1972 mah pasti asik pisan tahun segitu jalan - jalan kesana, masih keu"eung sigana, sepi. tapi mengasyikan sigana pa.
    Memang tahun segitu masih kasohor "culik", salut buat bapak dan rekan - rekan yang berani main kedaerah situ, kereta sepertinya masih ada kereta api uap si "Gomar" yang jadi legenda ditatar Parahyangan dan berakhir pada tahun 1976 tidak beroperasi lagi digantikan kereta api diesel seri BB.
    Saya sendiri saat berkunjung kesana benar - benar merasa takjub akan kokohnya terowongan Lampegan.
    Terima kasih sudah mampir ke blog saya pak,,,Salam

    BalasHapus